Metro Timur, 27 Juli 2025 — Di tengah tantangan perkotaan yang terus berkembang, satu langkah kecil namun berdampak besar dilakukan Kecamatan Metro Timur: “Minggu Bersih di Hutan Kota Linara”. Tak hanya membersihkan sampah, kegiatan ini menjadi simbol gerakan akar rumput membangun ekosistem partisipatif menjaga ruang hijau kota.
Dipimpin langsung oleh Camat Metro Timur, kegiatan ini diikuti oleh Lurah Tejoagung, Ketua RW 08, dan warga sekitar. Mereka bergotong royong menyapu dedaunan, mengumpulkan sampah plastik, dan merapikan area Hutan Kota Linara — sebuah kawasan hijau yang tak hanya menjadi paru-paru wilayah, tetapi juga ruang interaksi dan edukasi warga.
“Kami tidak hanya membersihkan hutan kota, tapi juga menyemai kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kolektif. Inovasi tidak selalu soal teknologi, tapi tentang cara-cara baru yang memicu perubahan perilaku,” ujar Camat Metro Timur.
Dari Gotong Royong Menuju Inovasi SosialKegiatan ini bukan sekadar kerja bakti, tetapi bagian dari gerakan inovasi sosial yang lahir dari kebutuhan masyarakat, dirancang bersama, dan dilaksanakan secara kolektif. Gagasan ini mendorong warga menjadi aktor utama perubahan, bukan sekadar objek kebijakan.
Warga RW 08 Tejoagung, yang turut aktif dalam kegiatan, menyatakan harapannya agar Minggu Bersih bisa menjadi agenda rutin yang melibatkan anak-anak, pemuda, hingga kelompok PKK dan karang taruna, sehingga kesadaran ekologis tertanam sejak dini.
Hutan Kota Bukan Hanya Tempat, Tapi Simbol Harapan
Hutan Kota Linara kini menjadi cerminan wajah baru Metro Timur: kota yang peduli, partisipatif, dan berpandangan jauh ke depan. Dengan membersihkan hutan kota, warga juga sedang membersihkan cara pandang lama — bahwa urusan lingkungan adalah urusan pemerintah semata.Kecamatan Metro Timur membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana: saling menyapu, saling menyemangati, dan saling menjaga ruang hidup bersama.(Red)(Admmetim)(df)
